Sekularisasi melahirkan asumsi bahwa apa saja yang dapat mendatangkan kesenangan adalah baik, dan apa saja yang menyebabkan sakit adalah jahat. urusan kehidupan diselenggarakan atas dasar materi dan prinsip kebahagian juga dicapai hanya dengan sarana-sarana materi. Hal ini pada ahirnya akan membangkitkan konsep "manusia ekonomi" yang sumber geraknya berorientasi pada kepentingan pribadi, tujuan tertingginya adalah konsumsi dan menjadi orang berpenghasialan tinggi. untuk itu segala usaha dalam rangka memenuhi sasaran ini adalah dibenarkan, sehingga setiap individu menuntut dibiarkan bebas dalam memenuhi kepentingan pribadinya, tanpa aturan yang mengikat.
kekeliruan itulah yang antara lain menyebabkan ilmu ekonomi tidak berhasil menciptakan keadilan ekonomi dan kesejahteraan bagi umat manusia. Yang terjadi justru sebaliknya, kepentingan yang semakin tajam antara negara-negara dan masyarakat miskin dengan negara-negara dan masyarakat kaya.
untuk memperbaiki keadaan ini, tidak ada jalan lain, kecuali mengubah paradigma dan visi yaitu melakukan satu titik balik peradaban, dalam arti membangun dan mengembangkan sistem ekonomi yang memiliki nilai dan norma yang bisa dipertanggungjawabkan, yang dibingkai dalam konsep ekonomi Islam.
penulisan buku ini diharapkan dapat memberikan pencerahan berfikir, dan merubah paradigma ekonomi sekuler, menuju ekonomi yang berbasis pada ajaran Islam. Hal itu penting, dikarenakan sistem ekonomi Islam merupakan sitem ekonomi yang didasarkan pada pemikiran, gagasan, paradigma, karakteristik, prinsip falsafi dan prinsip etika, sumber hukum dari al-qur'an dan hadist, serta ijtihat ulama' dengan metode (manhaj) yang dipilihnya dan prilaku ekonomi serta tatanilai yang bersifat Islami. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan integral dari keseluruhan ajaran Islam yang konprehensif dan telah dinyatakan Allah SWT sebagai ajaran yang sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar